Aku menuliskan sepercik kisah tentang Mei
Ketika kumenemui kejanggalan makna hati
Tak seharusnya aku menuliskan semua ini
Kala penghujung Mei akan dapat kutemui
Kugoreskan tinta kedalam pena isi hati ini
Bahwa apakah yang akan kutemui nanti
Mei adalah sosok kejanggalan makna ini
Bercerita penuh arah kemunafikan disini
Aku mencaci penuh benci dengan ambisi
Aku bercerita menorehkan semua luka
Ketika aku berkata aku benar tak apa
Namun kebohongan kini ku tuangkan
-''Kedalam lembar goresan pena dibulan Mei''-
Rabu, 30 Mei 2012
Senin, 28 Mei 2012
''MEI'' Part 3
Maafkan aku Mei sedemikian benciku padamu
Kini saatnya aku berdiri di penghujung Mei
Mei akan meninggalkanku sebentar lagi
Kau adalah lalu dan sepercik kisahku
Mei kau begitu banyak menorehkan bekas luka
Aku menangis menjerit ketika mereka tertawa
Aku mendengarkan jeritan luka menyayat
Dari Batu karang di penghujung hayat
Aku mampu berdiri sebagai sebongkah karang
Karena aku dilahirkan oleh Intan Berlian
Mendiami batu indah dipesisir lautan
Tempatku berlindung kemudian
Batu terindah dari semua penjuru lautan
Tempatku berlindung hingga kemudian
Bersandar dalam panas dan hujan
Hingga aku mampu diberdirikan
Kini saatnya aku berdiri di penghujung Mei
Mei akan meninggalkanku sebentar lagi
Kau adalah lalu dan sepercik kisahku
Mei kau begitu banyak menorehkan bekas luka
Aku menangis menjerit ketika mereka tertawa
Aku mendengarkan jeritan luka menyayat
Dari Batu karang di penghujung hayat
Aku mampu berdiri sebagai sebongkah karang
Karena aku dilahirkan oleh Intan Berlian
Mendiami batu indah dipesisir lautan
Tempatku berlindung kemudian
Batu terindah dari semua penjuru lautan
Tempatku berlindung hingga kemudian
Bersandar dalam panas dan hujan
Hingga aku mampu diberdirikan
''MEI'' Part 2
Aku nampak seperti sebongkah batu karang dibulan Mei
Bak tanpa lelah ia berdiri tanpa kata ia hening bernyanyi
Tak satu jemari ia memegang tali namun kuat ia berjanji
Sebongkah batu karang yang lelah ia berdiri saat Mei
Sebongkah kegigihan yang dikata ia berdiri tanpa hati
Menggenggam laut biru tanpa pasti itulah sosok Mei
Dikata tak ada nyali ia menghadapi setiap badai ini
Karena sebongkah karang terhempaskan oleh Mei
Sebongkah karang tak berhati dalam gelombang Mei
Terus mengikuti kemanapun arah badai ini akan pergi
Ditengah lautan kesendirian ia mencaci bulan Mei
Sebongkah Batu karang terhanyutkan dibulan ini
Ketika ia hanyut dan menepi maka iapun bernyanyi
Bahwasanya ia sangatlah lelah berdiri hanya sendiri
Bekas sayatan gelombang tak pernah ia tunjukan
Dan kini hati yang dikata tak nampakpun bernyanyi
Bak tanpa lelah ia berdiri tanpa kata ia hening bernyanyi
Tak satu jemari ia memegang tali namun kuat ia berjanji
Sebongkah batu karang yang lelah ia berdiri saat Mei
Sebongkah kegigihan yang dikata ia berdiri tanpa hati
Menggenggam laut biru tanpa pasti itulah sosok Mei
Dikata tak ada nyali ia menghadapi setiap badai ini
Karena sebongkah karang terhempaskan oleh Mei
Sebongkah karang tak berhati dalam gelombang Mei
Terus mengikuti kemanapun arah badai ini akan pergi
Ditengah lautan kesendirian ia mencaci bulan Mei
Sebongkah Batu karang terhanyutkan dibulan ini
Ketika ia hanyut dan menepi maka iapun bernyanyi
Bahwasanya ia sangatlah lelah berdiri hanya sendiri
Bekas sayatan gelombang tak pernah ia tunjukan
Dan kini hati yang dikata tak nampakpun bernyanyi
''MEI'' part 1
Berdansa dibulan ini ya itulah Mei
Irama sayatan goresan luka tajam
Membuatku menjerit kesakitan
Disetiap penghujung malam
Aku berharap tak pernah jumpa
Namun Mei itu akan selalu ada
Penghujung Mei selalu kunanti
Meskipun entah apa itu nanti
Sedih adalah tawa dibulan Mei
Terbungkam kubisu tanpa kata
Aku berdiri bak batu karang
Di hempaskan gelombang
Mereka menggelegarkan tawa
Namun aku mendengar luka
Menjerit dalam riang tawa
Mei kapan engkau berakhir
Irama sayatan goresan luka tajam
Membuatku menjerit kesakitan
Disetiap penghujung malam
Aku berharap tak pernah jumpa
Namun Mei itu akan selalu ada
Penghujung Mei selalu kunanti
Meskipun entah apa itu nanti
Sedih adalah tawa dibulan Mei
Terbungkam kubisu tanpa kata
Aku berdiri bak batu karang
Di hempaskan gelombang
Mereka menggelegarkan tawa
Namun aku mendengar luka
Menjerit dalam riang tawa
Mei kapan engkau berakhir
Senin, 14 Mei 2012
Pena Lembaran Baru
Malam kian larut, tapi aku masih menjadi pecandu pena dalam secarik kertas putih tak berdebu, Apakah yang harus aku tuangkan disini, aku terdiam dan sempat aku bosan oleh sang kelabu, Hasrat hati yang kini terganggu oleh rasa ragu, kemanakah nanti arah pijak langkahku
Adakah sesuatu yang masih menungguku, apakah sebenarnya yang kini tengah menggangguku, Hasrat hati yang kini terganggu oleh rasa ragu, kemanakah nanti arah pijak langkahku, Ku ungkapkan disini isi dari lembaran titik gores hitam dalam cerita setiap langkahku
Inilah indahku, inilah kisahku, dan inilah goresan tinta pena dalam lembar-lembar cerita hidupku, Ku ungkapkan disini isi dari lembaran titik gores hitam dalam cerita setiap langkahku, Kelabu akan karam oleh bisik kemarin, Pena tetap berdiri mengisi lembaran baru
Jumat, 04 Mei 2012
Tentang Sebuah Sikap
Kita tertarik dan suka pada orang yang memiliki kepercayaan diri. Tetapi, kita tahu bahwa orang yang percaya diri tidaklah perlu memamerkan kepada dunia betapa hebat dia, tetapi membiarkan dunia tahu dengan sendirinya. Jadi, orang yang sombong dan angkuh adalah orang yang dalam batinnya merasa kecil. Orang yang percaya diri dan bernyali tinggi adalah seseorang yang tertawa atas kesalahannya sendiri dan tidak takut membiarkan orang tahu bahwa dia hanyalah manusia biasa.
Langganan:
Postingan (Atom)
Dengarlah Bintangku 2
Bintang tertutup awan mendung malam Pena di bangku rembulan yang tenang Untuk hati yang telah memiliki Teruntuk pena dipenghujung masa ...
-
Tersenyumlah jelita, kelopak merah mudamu adalah sayap-sayap pesona, Biarkan sinar lembayung senja hadir mengintip dari balik teralis jen...
-
Lampau ditengah gemerlap pelita yang benderang Terduduk dibarisan didekatmu riuh nuansa obrolan Bulan dan Bintang bercahaya dimalam yang t...
-
Tahukah kamu kapan seseorang itu jatuh cinta? Ketika ia rindu dan ingin sekali bisa berjumpa Bukankah Nuansa Jatuh Cinta seumpama langit ...