Sabtu, 05 Januari 2013

Untukmu kutuliskan bait-bait Puisi

menerawang bait kata dan lukiskanlah senyum simpul dipesona raga elokmu
dibola matamu tersimpan kilau cahaya yang terkadang ia menjelma menjadi
tetesan-tetesan permata lihatlah berapa banyak mata yang tertuju padamu
lihatlah keterpesonaan mereka ketika engkau hadir didepan kedua mata
senyummu simpul bak pelangi yang turun dikala gerimis disenja hari

engkaulah kata yang tak akan sirna oleh hujan deras yang membasahi pagi
seperti ungkapan yang tak akan pernah lepas hanyut terbawa sinar mentari
tidakah kau lihat burung-burung kenari yang bernyanyi bersama embun pagi
ketika selimut panjang tak melelapkanmu untuk menyapa hangatnya mentari
disana semua raga seolah tak henti hanya untuk sekedar bisa menyapamu

kau adalah bahtera yang menari ketika deru ombak tengah bernyanyi
berlayar mengarungi lautan menerjang laju pasang sang gelombang
meski terguncang badai namun haluanmu selalu terarah kedepan
ketika gelap kau terseret ombak maka senyum manismu berkata
lihatlah disana ada secercah cahaya yang akan menuntunku kembali

sorot matamu tajam menghujamkan deru kagum sang pemandang
ada dawai yang tak berkumandang namun ia jelas berdendang
ada kata-kata yang tertuliskan meski ia bukanlah sebait puisi
ada debar jantung yang berdetak namun ia tak mampu berbicara
ada tatapan yang berkata meski ia merasa kamu tak akan peka

Dengarlah Bintangku 2

Bintang tertutup awan mendung malam Pena di bangku rembulan yang tenang Untuk hati yang telah memiliki Teruntuk pena dipenghujung masa ...