Minggu, 29 September 2019

Catatan Perangkai Kata 2


Kubuka lembaran goresan pena
Ternyata aku pernah jatuh cinta
Kubaca setiap bait kata tentang senja
Kuamati apa itu ungkapan cakrawala

Kutanya mengapa ku tuliskan lautan
Mengapa cinta tenggelam dalam kelam

Akulah yang paham apa yang kutuliskan
Kubuka lembaran demi lembaran
Ternyata Cinta itu pernah temaram

Inilah mengapa aku mencintai pena
Karena bisa ku goreskan berjuta makna
Karena goresan-goresannya begitu berharga

Cinta yang pernah dituliskan
Kubacakan sembari memandang lautan
Menanti senja yang menghiasi cakrawala


Catatan Perangkai Kata 1


Kurahasiakan sebuah tembang
Kutuliskan dalam biasnya kata
Kusimpan banyak sekali puisi
Kuhadirkan apa saja isi hati

Sesekali aku membawa penaku
Kutuliskan lagi tentang dirimu
Kubiaskan sebuah makna
Kuhadirkan apa itu cinta

Sesekali dawaipun berdendang
Menyelam dalam lautan perasaan
Cinta itu tenggelam dalam kelam
Lalu kubuka lembaran isi penaku

Hai Pena


Hai Pena, kembali lagi kita berjumpa
Sedikit kutuliskan makna sebuah asa
Tentang pujangga yang tak pandai bercerita
Tentang jemari yang tak bisa merangkai kata

Tuliskan saja sebait kata tentangku
Toh Ada berjuta kelemahanku
Ada banyak sekali kegagalanku
Yang tak bisa merangkai kata tentangmu

Tapi bisikanlah sebuah rindu padaku
Akan banyak kutuliskan tentang cintaku
Pujangga yang memiliki segudang cerita
Jemari yang merangkai sebanyak apapun kata

Kutuliskan bait kata tentang cinta
Berjuta kelemahan dibalik perjuangan
Kupastikan tak ada kata yang gagal terurai
Karena hanya cinta itu yang bisa kurangkai

Hai Pena, suatu hari nanti catatan ini menjadi saksi
Tentang aku yang hanya memiliki satu cinta
Ketika kelak aku pasti akan berjumpa

Rabu, 06 Maret 2019

Nuansa Jatuh Cinta

Tahukah kamu kapan seseorang itu jatuh cinta?
Ketika ia rindu dan ingin sekali bisa berjumpa

Bukankah Nuansa Jatuh Cinta seumpama langit
yang menggoreskan kemilau cakrawala di ufuk senja
seperti menantikan seseorang yang tidak setiap saat
dapat berjumpa, ketika momentum senja itu hadir
bahagia dan berbunga hatimu karena hadirnya
bahkan gelap malam kamu nantikan demi sekedar
berbisik dengannya, dan apa yang kira-kira akan
kamu persiapkan ketika perjumpaan dengan
yang kamu nantikan itu akan datang?

Senyum manis simpul dirona wajahmu
dibalik tatapan hangat dan rambut yang terurai
sembari memandang senja walaupun kini
ia mendung dan gulita, bagimu cinta
penuh dengan Nuansa berbunga
dibalik awan mendung kau tunggu
gerimis membasahi dedaunan
bersama angin senja disore hari

Sembari menantikan kumandang adzan bersautan.

Senin, 04 Maret 2019

Lamunan Selimut

Teruntuk para penikmat kesunyian dihening malam
Kepada penikmat setiap tetesan rintik hujan yang turun
Dalam gelapnya sebuah gelap, berselimut sunyi semesta
Berlantunkan dawai pujian sang semesta kepada pencipta

Rintik hujan yang turun membasahi malam yang mendung
Nyanyian jangkrik malam yang berselimut rintik hujan
Tangisan malam menetesi genting yang lirih, seraya
Mengalirkan hembusan sang hujan kepada gorong

Sang Pujangga penikmat sunyi mengadu dalam pena
Ia menuliskan lamunan selimut yang tak melelapkannya
Deras rintik hujan disepertiga malam membasuh tubuh
Simfoni sang sunyipun mengadu lirih tak terdengar

Sebab derasnya hujan, sunyi dan gelapnya malam
Menyelimuti tetesan embun dipelupuk matamu
Menikmati setiap nuansa cinta penuh suasana
Karena Hujan adalah dawai indah semesta

Sabtu, 23 Februari 2019

Mari Bercerita RAA - 3


Malam yang sunyi serta esok yang mendung, ia menyirami bunga dikala hujan itu turun
Sejenak kucarikan tembang tentangmu agar sedikit menginspirasi goresan malamku
Meskipun ditengah hening dan dingin kini tengah sulit kumerangkai kata tentangmu
yang kuingat hanya bunga yang layu, dan awan yang tak menampakan sinarnya

Bunga yang kehilangan pesona keindahannya, hingga lebah-pun enggan mendekatinya
Jangan kau salahkan awan yang mendung  atau hujan yang terus menerus turun
Engkau seorang jelita bunga yang seharusnya mekar, memilih layu dan memudar

Aku mengutuk diriku, melihat banyak lalat hinggap ditangkai indah yang berguguran itu
Tiada lagi serbuk sarimu, akupun mengutuk penaku yang menuliskan tangkai rapuhmu
Mungkinkah semua bunga kini sirna, ditelan awan mendung dan hujan yang terus turun
Daun berguguran meski dimusim hujan yang seharusnya memberikan embun kesejukan

Lamunan pena, dimalam sunyi, nan mendung, Bunga yang layu, dan hujan yang turun
Sejenak pesona irama semesta berbisik tentangmu, inspirasi setia goresan malamku
Di hening dan dingin, Indah pesona Bungamu merangkaikan nuansa goresan penaku
Wahai Bunga indahku, hujan ini adalah sejuknya embun pagi bagi tangkai indahmu

Jelita pesona semesta, lihatlah tangkaimu berbalut butir embun tersinari mentari pagi
Jangan tanyakan mengapa kedalaman samudra tetap setia menjaga sang Mutiara
Engkaulah pesona, tanpa senyummu tinta ini telah memudar sirna di rintik hujan

Aku mengutuk diriku, hitamnya tinta penaku tak kuasa berguguran melihat senyummu
Awan mendung dan hujan yang turun mengutuk diriku yang rapuh mengukir indahmu
Sang pujangga tiada akan sirna, menuliskan mendung atau hujan yang terus turun
Karena guguran sajak saat hujan itu turun adalah kesejukan harum bunga yang kuntum

Rabu, 20 Februari 2019

Mari Bercerita RAA - 2


Senja berbalut kemilau cahaya jingga diufuk cakrawala
Sinarnya masuk menemani diantara gorden berwarna merah tua
Membiaskan indahnya cahaya senja dibalik sebuah kaca jendela
Diantara kita yang menikmati siang hingga temaram bersama

Adinda sang pemilik senyuman untuk ungkapan berjuta kata
Dibalik hangat dan lembutnya pesona wajah berparas jelita
Begitu instimewanya sifat sederhana sang putri mahkota
bersamaku kita bercanda bertemankan lembayung senja

Terduduk dibelakangmu, selesaikanlah nada-nada dawai tawa
Lalu Lihatlah malaikat kecil yang mengintip senyum elokmu
Kuhampiri malaikat kecil yang tersipu, lalu ia berlari malu
Ingin kugendong ia dan bercanda dengannya disisimu

Kau ikuti harapanku menggoda sang malaikat kecil bersamaku
lengkaplah separuh tulisan merangkai kata tentang senyumanmu
pesona sifat-sifatmu, dan nuansa senja menggoreskan impian pena
para pengukir kata bersama senja dan dirimu impian para pujangga

Selasa, 19 Februari 2019

Mari Bercerita RAA


Mari kita bercerita, tentang sepasang mata jelita berjuta pesona, mari kita tuliskan, cantiknya etika sang Adinda berbalut parasnya yang sempurna, terucap basa-basi penuh pekerti? bisik kalimat sempurna tanpa kehilangan tata krama, beriring senyuman maha karya sang pencipta.

Ohh dari mana harus aku mulai bercerita?

Putri dengan segala kemewahan namun menawarkan megahnya sebuah kesederhanaan, belumlah habis sebuah keanggunan, kau tambahkan pula sikap malu, mewujudkan sejatinya kehormatan di-dirimu, beriring kelemah-lembutan, dihiasi keramahan, Adinda tanpa sadar kau telah ciptakan sebingkai pesona juga rona dikala waktu meminjamkan hadirmu, dan bagaimana penaku selalu mengingat senyuman yang terkenang dan tak terlukiskan itu.

Ohh dari mana harus aku mulai tuliskan?

Kulihat seperti apa sinar dimatamu, kuperhatikan detail manis senyuman-mu, Adinda teruslah menjadi dirimu sebagaimana adanya, sosok yang menghormati seraya tulus memuliakan, yang tak sungkan mengungkap rasa malu, adalah rahasia yang tak pernah kau tahu bahwa, rintik pesonamu adalah gerimis dibalik senja, rahasia dimana senyumnya saja adalah impian para pujangga, tatapan matanya saja adalah syair pena-pena yang sudah terbungkam lama tak pernah tegoreskan.


Rezsa Yushardiansyah 20-02-2019

Dengarlah Bintangku 2

Bintang tertutup awan mendung malam Pena di bangku rembulan yang tenang Untuk hati yang telah memiliki Teruntuk pena dipenghujung masa ...